TUGAS
KE 2
soal :
Dengan memperhatikan pengertian dari peradaban dari slide ke IV maka;
1.Carilah bukti peradaban yang terkait dengan kerajaan majapahit
2.Carilah bukti peradaban yang terkait dengan kerajaan pajajaran
jawab :
1. Bukti-bukti peradaban yang terkait dengan kerajaan majapahit
Peninggalan kerajaan Majapahit – Kerajaan Majapahit merupalan sebuah kerajaan bercorak Hindu-Budha yang berpusat di Jawa Timur, Indonesia. Majapahit berdiri sekitar tahun 1293 Masehi sampai 1500 Masehi. Saat puncak kejayaannya, wilayah Majapahit sangat luas, meliputi wilayah Nusantara dana wilayah negara lain juga.
Atas kekuasannya, Kerajaan Majapahit dianggap sebagai kerajaan terbesar dalam sejarah Indonesia. Wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit mencapai wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan, Semenanjung Malaya, Indonesia Timur dan sebagian Filipina.
Majapahit pertama berdiri pada tahun 1293 Masehi. Ibukota atau pusat kerajaan ada di wilayah Trowulan, Mojokerto. Raden Wijaya adalah pendiri sekaligus raja pertama Majapahit. Sementara masa kejayaan Majapahit ada di masa pemerintahan Hayam Wuruk antara tahun 1350 sampai 1389 Masehi. Ia juga dibantu oleh maha patih Gajah Mada.
Majapahit runtuh pada tahun 1527 Masehi. Ada banyak peninggalan Kerajaan Majapahit yang kemudian ditemukan, baik berupa candi, prasasti hingga kitab sastra. Saat ini, banyak candi bekas peninggalan Kerajaan Majapahit yang ada di situs arkeologi Trowulan di Kabupaten Mojokerto.
(baca juga kerajaan Hindu tertua di Indonesia)
Peninggalan Kerajaan Majapahit
Nah di bawah ini akan dijelaskan mengenai situs sejarah peninggalan Kerajaan Majapahit, baik berupa candi, gapura, prasasti, arca, kitab dan situs arkeologi lain dalam sejarah Kerajaan Majapahit.
1.Candi Tikus
Candi Tikus merupakan salah satu peninggalan kerajaan Majapahit. Letak Candi Tikus ada di dukuh Dinuk, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Candi Tikus sebelumnya telah terkubur, namun ditemukan kembali sejak tahun 1914 dan kemudian dilakukan pemugara pada era 80an.
2.Candi Bajang Ratu
Candi Bajang Ratu merupakan sebuah candi berbentuk gapura peninggalan Kerajaan Majapahit. Letak Bajang Ratu ada di Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Bangunan ini diperkirakan dibangun pada abad ke-14 Masehi dan mulai dinamai Bajang Ratu sejak tahun 1915.
3.Candi Sukuh
Candi Sukuh terletak di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar yang ada di provinsi Jawa Tengah. Dengan corak Hindu, candi ini juga jadi salah satu candi peninggalan Majapahit. Struktur bangunan Candi Sukuh terdiri dari tiga teras.
4.Candi Brahu
Candi Brahu merupakan candi dalam kompleks situs arkeologi Trowulan sebagai salah satu candi peninggalan Majapahit. Letak Candi Brahu ada di Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Candi ini dibangun bercorak Buddha dengan tinggi mencapai 20 meter.
5.Candi Wringin Lawang
Candi Wringin Lawang adalah candi berbentuk gapura yang juga salah satu peninggalan Majapahit. Letaknya ada di Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Diperkirakan bangunan ini mulai dibangun pada abad ke-14 Masehi lalu.
6.Candi Ceto
Candi Ceto terletak di lereng Gunung Lawu pada Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar. Diduga candi ini dibangun pada akhir masa kejayaan Kerajaan Majapahit. Kompleks candi digunakan oleh penduduk setempat dan juga peziarah yang beragama Hindu sebagai tempat pemujaan.
7.Candi Surawana
Candi Surawana merupakan candi bercorak Hindu yang terletak di Desa Canggu, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Nama asli candi ini adalah Wishnubhawanapura. Dibangun pada abad ke-14 oleh raja dari Kerajaan Wengker yang masih di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.
8.Candi Wringin Branjang
Candi Wringin Branjang merupakan candi yang terletak di Desa Gadungan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar. Bentuk atap candi menyerupai atap rumah biasa, dan diduga bangunan candi ini merupakan tempat penyimpanan alat-alat upacara dari zaman kerajaan Majapahit.
9.Candi Pari
Candi Pari terletak di Desa Pari, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo. Sebagai salah satu peninggalan Kerajaan Majapahit, candi ini dibangun untuk mengenang tempat hilangnya seorang sahabat atau adik angkat dari salah satu putra Prabu Brawijaya dan istrinya yang menolak tinggal di keraton Majapahit di kala itu.
10.Candi Kedaton
Candi Kedaton merupakan salah satu candi bercorak Hindu yang menjadi peninggalan Kerajaan Majapahit. Letak candi ini berada di kompleks situs arkeologi di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Candi ini memiliki struktur terbentuk dari pondasi batu bata merah.
11.Candi Minak Jinggo
Candi Minak Jinggo merupakan situs peninggalan Majapahit yang terletak di Dusun Unggahan, Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Struktur candi ini menjadi satu-satunya yang menggunakan batu andesit di semua kompleks situs di Trowulan.
12.Candi Grinting
Candi Grinting merupakan candi yang terletak di Dusun Grinting, Desa Karangjeruk, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto. Sebagai salah satu peninggalan kerajaan Majapahit, candi ini pertama kali ditemukan oleh pengrajin batu bata yang diperkirakan semacam pondasi lama.
13.Candi Jolotundo
Candi Jototundo merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Majapahit. Bentuk Candi Jolotundo dikenal memiliki arsitektur bangunan yang sangat megah. Letaknya ada di Desa Seloliman, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto dengan bentuk petirtaan yang mengalirkan mata air.
14.Candi Gentong
Candi Gentong merupakan salah satu dari tiga candi yang berderet dengan arah bujur barat ke timur yaitu Candi Gedong, Candi Tengah dan Candi Gentong. Kini hanya Candi Gentong yang tersisar setelah dilakukan pemugaran sejak tahun 1995. Letaknya ada di Desa Telogo Gede, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.
Prasasti Kerajaan Majapahit :
1.Prasasti Alasantan (939 Masehi), ditemukan di Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto
2.Prasasti Kamban (941 Masehi), ditemukan tertulis dalam bahasa Kawi
3.Prasasti Hara-Hara (966 Masehi), dikenal juga sebagai prasasti Trowulan VI
4.Prasasti Maribong (1264 Masehi), dikenal juga sebagai prasasti Trowulan II
5.Prasasti Wurare (1289 Masehi), ditemukan di daerah Kandang Gajak di Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto
6.Prasasti Kudadu (1294 Masehi), ditemukan di lereng Gunung Butak di wilayah perbatasan Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang.
7.Prasasti Sukamerta (1296 Masehi), ditemukan di Gunung Penanggungan, dikenal juga sebagai Prasasti Raden Wijaya.
8.Prasasti Butulan (1298 Masehi), ditemukn di Kawasan Pegunungan Kapur Utara di Kabupaten Gresik
9.Prasasti Balawi (1305 Masehi), ditemukan di Desa Blawi di wilayah Kabupaten Lamongan
10.Prasasti Canggu (1358 Masehi), dikenal juga sebagai prasasti Trowulan I
11.Prasasti Biluluk I (1366 Masehi), ditemukan di Kecamatan Bluluk, Kabupaten Lamongan
12.Prasasti Karang Bogem (1387 Masehi), ditemukan di Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik
13.Prasasti Katiden (1392 Masehi), ditemukan di wilayah Kabupaten Malang
14.Prasasti Biluluk II (1393 Masehi), ditemukan di Kecamatan Bluluk, Kabupaten Lamongan
15.Prasasti Biluluk III (1395 Masehi), ditemukan di Kecamatan Bluluk, Kabupaten Lamongan
16.Prasasti Lumpang (1395 Masehi), ditemukan di wilayah Kabupaten Malang dan dikenal sebagai prasasti Katiden II
17.Prasasti Waringin Pitu (1447 Masehi), ditemukan di wilayah Kabupaten Mojokerto
18.Prasasti Marahi Manuk, ditemukan di wilayah Kabupaten Mojokerto
19.Prasasti Parung, ditemukan di wilayah Kabupaten Mojokerto
Kitab Peninggalan Kerajaan Majapahit :
1.Kitab Negarakertama, dikarang oleh Empu Prapanca pada tahun 1365 Masehi
2.Kitab Sutasoma, dikarang oleh Empu Tantular
3.Kitab Arjunawiwaha, dikarang oleh Empu Tantular
4.Kitab Kutaramanawa, dikarang oleh Gajah Mada
5.Kitab Kunjakarna, tidak diketahui siapa pengarangnya
6.Kitab Parthayajna, tidak diketahui siapa pengarangnya
7.Kitab Pararaton, tidak diketahui siapa pengarangnya
8.Kitab Sudayana, tidak diketahui siapa pengarangnya
9.Kitab Ronggolawe, tidak diketahui siapa pengarangnya
10.Kitab Sorandakan, tidak diketahui siapa pengarangnya
11.Kitab Panjiwijayakarma, tidak diketahui siapa pengarangnya
12.Kitab Usana Jawa, tidak diketahui siapa pengarangnya
13.Kitab Usana Bali, tidak diketahui siapa pengarangnya
14.Kitab Tantu Panggelaran, tidak diketahui siapa pengarangnya
15.Kitab Calon Arang, tidak diketahui siapa pengarangnya
Nah itulah macam-macam peninggalan kerajaan Majapahit, baik yang berupa candi, prasasti, kitab dan situs arkeologi lainnya.
((sumber :https://www.zonareferensi.com/peninggalan-kerajaan-majapahit/))
2. Bukti-bukti peradaban yang terkait dengan kerajaan pajajaran
Peninggalan Kerajaan Pajajaran (Sunda-Galuh) - Kerajaan
Pajajaran atau kerajaan Sunda-Galuh adalah kerajaan bercorak Hindu yang
berada di Parahyangan Sunda. Kata Pakuan sendiri berasal dari kata
Pakuwuan yang berarti sebuah kota. Kerajaan ini dibangun oleh Sri
Jayabhupati pada tahun 923, seperti yang tercantum pada sebuah prasasti
Sanghyang Tapak tahun 1030 M yang berlokasi di tepi sungai Citatih,
Cibadak Sukabumi.
Selain
kisah kerajaannya yang menarik, kerajaan ini juga meninggalkan jejak
berupa peninggalan-peninggalan sejarah yang masih terjaga keberadaaanya
hingga saat ini. Berikut Abang Nji informasikan kepada sahabat sekalian
tentang 9 Peninggalan Kerajaan Pajajaran (Sunda-Galuh) yang Melegenda
Dan Bersejarah.
1. Prasasti Batu Tulis
Prasasti
ini berada di kelurahan Batu Tulis , kecamatan Bogor Selatan, kota
Bogor. Prasasti ini berada di komplek yang luasnya 17x15 meter. Pertama
kali prasasti diteliti pada tahun 1806 dengan cara membuat cetakan
tangan Universitas Leiden yang merupakan iniversitas yang terletak di
negara Belanda.
Prasasti
ini adalah salah satu peninggalan kerajaan pajajaran yang merupak
kerajaan dengan corak Hindu dari abad 11-16. Prasasti ini ditulis pada
batu terasit yakni jenis batu yang lokasinya berada di sepanjang aliran
sungai Cisadane.
Perlu
diketahui bahwa prasasti ini ditulis dengan huruf Pallawa derta
menggunakan bahasa Sanskerta. Prasasti dibuat oleh prabu Surawisesa
yakni penguasa kerajaan tersebut. Prasasti ini diduga kuat tujuan
pembuatannya adalah untuk menegaskan jasa-jasa prabu Siliwangi yang
tidak lain adalah ayah dari prabu Surawisesa. Pakar juga menduga jika
prasasti ini dibuat setelah wafatnya raja Siliwangi.
Selain
pendapat di atas ada juga versi lain yang menyebutkan bahwa tujuan
pembuatan dari prasasti ini adalah sebagai wujud penyesalan prabu
Surawisesa yang tidak sanggup dalam mempertahankan utuhnya wilayah
Pakuan Pajajaran. Tidak mampunya prabu Surawisesa dikarenakan pada
zaman itu pasukan yang dipimpinnya dalam berperang kalah saat bertempur
melawan kesultanan Cirebon yang menyebabkan lepasnya sebagian wilayah
dari kekusaaan kerajaan Pajajaran.
2. Prasasti Huludayeuh
Prasasti
ini berada di kampung Huludayeuh, desa Cikalahang, kecamatan
Dukupuntang, Cirebon. Pada dasarnya prasasti ini sudah lama diketahui
olah wara sekitar, akan tetapi para ahli sejarah dan juga arkeologi baru
mengetahui adanya prasasti ini pada 11 September 1991.
Isi dari
prasasti ini terdapat 11 baris tulisan dengan bahasa Sunda Kuno.
Prasasti ini ditemukan pertama kali dengan kondisi yang tidak utuh
sehingga membuat beberapa aksara hilang. Walaupun ada sebagian yang
hilang secara garis besar prasasti ini menceritakan tentang Sri Maharaja
Ratu Haji di Pakwan Sya Sang Ratu Dewata yang erat kaitannya dengan
usaha untuk memakmurkan negerinya. Prasasti ini sendiri dipahat pada
batu alam dengan tinggi 75 cm, lebar 36 cm dan tebal 20 cm.
3. Prasasti Ulubelu
Prasasti
Ulubelu merupakan salah satu prasasti yang menurut sejarawan termasuk
peninggalan Kerajaan Sunda abad ke-15 Masehi. Prasasti ini ditemukan
pada tahun 1936 di Ulubelu, desa Rebangpunggung, kota Agung, Lampung.
Prasasti Ulubelu yang telah ditemukan kemudian disimpan di Museum
Nasional dengan nomor inventaris D.154.
Isi Prasasti
Prasasti
ini memuat informasi tentang mantra-mantra permintaan tolong kepada
dewa-dewa yakni Dewa Wisnu, Siwa , Brahma dan juga kepada dewa yang
menguasai tanah, air dan pohon. Hal ini dipercaya dapat menjaga
keselamatan dari musuh-musuh yang berniat jahat.Isi Prasasti
Aksara Prasasti
Terdapat
pendapat sejarawan yang menganggap aksari yang ditulis pada prasasti ini
merupakan aksara Sunda Kuno. Oleh karena itu prasasti ini dianggap
sebagai peninggalan yang berasal dari kerajaan Sunda. Pendapat
sejarawan tersebut diperkuat dengan adanya fakta bahwa wilayah kerajaan
Sunda juga melingkupi wilayah Lampung.
Bahan Prasasti
Prasasti
ini ditulis dengan bahan batu alam yang berukuran kecil. Aksara yang
ditulis pada prasasti ini sangat kecil dan dalam keadaan rusak. Selain
itu, terdapat patah pada bagian tengah prasasti, akan tetapi aksara
Sunda kuno yang tertulis pada prasasti masih dapat dikenali.
4. Prasasti Kebon Kopi II
Prasasti
ini merupakan salah satu peninggalan kerajaan Sunda Galuh yang posisi
ditemukannya tidak begitu jauh dari prasasti Kebon Kopi I. Pada Tahun
1940-an prasasti ini kemudian hilang karena dicuri. Sebelum hilang
prasasti ini sempat diteliti oleh seorang pakar bernama F.D.K Bosch.
Peneliti ini menjelaska bahwa di prasasti terdapat tulisan Melayu Kuno
yang mengisahkan tentang seorang raja Sunda yang mendapatkan tahtanya
kembali yang diperkirakan terjadi pada 932 M.
5. Situs Karangmulyan
Sumber: www.instagram.com |
Situs ini
merupakan suatu situs purbakala sangat bersejarah yang terletak di
Cijeungjing, Ciamis, Jawa barat yang lebih tepatnya di desa
Karangmulyan. Situs ini adalah suatu peninggalan kerajaan Galuh dengan
corak Hindu-Buddha.
Legenda Situs Karangmulyan
Situs
Karangmulyan menceritakan tentang Ciung Wanara yang memiliki hubungan
dengan kerajaan Galuh. Legenda ini banyak mengisahkan tentang
keperkasaan dan kesaktian yang tentunya tidak dimiliki oleh orang biasa.
Kisah Ciung
Wanara merupakan kisah yang sangat menarik untuk diketahui lebih
mendalam. Pada zaman dahulu ada raja Galuh bernama Prabu Adimulya
Sanghyang Cipta Permanadi Kusumah yang memiliki dua permaisuri yaitu
Dewi Pangrenyep dan Dewi Naganingrum.
Saat
ajalnya telah dekat sang prabu melakukan pengasingan diri dengan
kekuasaan yang diserahkan kepada patih Bondan Sarati dikarenakan sang
prabu tidak memliki keturunan dari permaisuri pertamanya yaitu dewi
Naganingrum. Saat diberikan kekuasaan raja Bondan termasuk raja yang
tidak mementingkan rakyatnya.
Atas kuasa
tuhan dewi Naganingrum kemudian dianugerahi seorang putera yang bernama
Ciung Wanara. Ciung Wanara inilah kelak yang akan menjadi penerus
kerajaan Galuh dengan sistem kerajaan yang adil dan bijaksana.
Proses Penyelidikan
Berdasarkan
hasil penyelidikan tim arkeologi dari Balar yang dikomandoi oleh Dr
Toni Jubiantoro di tahun 1997, dikemukakan bahwa situs Karangmulyan
merupakan peninggalan kerajaan Galuh yang pertama. Di areal ditemukannya
situs, ditarik kesimpulan bahwa pernah berlangsung kehidupan mulai dari
abad ke 9. Hal ini diketahui karena saat penggalian ditemukan keramik
Dinasti Ming.
Penetapan Kawasan
Situs ini merupakan situs yang sangat strategis karena berbatasan langsung dengan pertemuan dua sungai yaitu Cimuntur dan Citanduy. Dikarenakan merupakan peninggalan sejarah yang memiliki nilai yang sangat berharga, maka kawasan ini ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya oleh pemerintah Indonesia.
Situs ini merupakan situs yang sangat strategis karena berbatasan langsung dengan pertemuan dua sungai yaitu Cimuntur dan Citanduy. Dikarenakan merupakan peninggalan sejarah yang memiliki nilai yang sangat berharga, maka kawasan ini ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya oleh pemerintah Indonesia.
6. Prasasti Cikapundung
Prasasti
ini merupakan suatu peninggalan dari kerajaan Sunda. Prasasti ini
ditemukan pada tahun 1884 di kawasan perkebunan kina
Cikapundung-Ujungberung. Saat ini prasasti pada arca Cikapundung
disimpan di museum nasional dengan nomor inventaris 479c/D184. Prasasti
ini dipahat pada arca megalitik (batu besar).
Pada
prasasti ini ada beberapa gambar seperti wajah, telapak tangan dan
telapak kaki. Pada prasasti juga ditemukan 2 baris huruf Sunda Kuno
dengan tulisan "unggal jagat jalmah hendap" yang berarti semua manusia
di dunia ini dapat megalami kejadian apapun. Berdasarkan pendapat
peneliti yang berasal dari arkeologi Bandung yakni Lutfi Yondri, beliau
menyatakan bahwa prasasti tersebut merupakan prasasti Cikapundung.
7. Prasasti Perjanjian Sunda-Portugis
Sumber: ariesaksono.wordpress.com |
Proses penemuan prasasti sendiri dilakukan dengan melakukan penggalian saat membangun gudang di sudut Prisentraat yang saat ini telah menjadi jalan cengkeh dan juga puls Gronestraat yang telah berubah menjadi kali besar Timur I yang sudah termasuk kedalam daerah Jakarta Barat. Replikanya sendiri telah dipamerkan di museum sejarah Jakarta.
8. Prasasti Pasir Datar
Prasasti
Pasir Datar merupakan salah satu prasasti peninggalan Kerajaan
Pajajaran. Prasasti Pasir Datar pertama kali ditemukan di areal
Perkebunan Kopi di Pasir Datar, Desa Cisande, Kec, Cicantayan, Kab.
Sukabumi tepatnya pada tahun 1872 . Menurut N.J.Krom salah seorang
peneliti sejarah yang berasal dari Belanda, prasasti ini disimpan di
Museum Nasional Jakarta.
Prasasti ini dibuat dengan bahan dasar yang terbuat dari batu alam. Prasasti Pasir Datar hingga saat ini masih belum ditranskripsi hingga belum didapati isi maupun makna dari prasasti tersebut.
9. Komplek Makom Keramat
Komplek Makom Keramat juga termasuk peninggalan dari kerajaan Pajajaran. Pada makam ini dapat ditemukan makam dari ratu Galuh Mangkualam yang merupakan istri kedua dari Sri Baduga Maharaja yang juga dikenal dengan nama prabu Siliwangi, yakni salah seorang raja dari kerajaan Pajajaran. Makam ini terletak di Kebun Raya Bogor, Kelurahan Paledang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat.
Prasasti ini dibuat dengan bahan dasar yang terbuat dari batu alam. Prasasti Pasir Datar hingga saat ini masih belum ditranskripsi hingga belum didapati isi maupun makna dari prasasti tersebut.
Komplek Makom Keramat juga termasuk peninggalan dari kerajaan Pajajaran. Pada makam ini dapat ditemukan makam dari ratu Galuh Mangkualam yang merupakan istri kedua dari Sri Baduga Maharaja yang juga dikenal dengan nama prabu Siliwangi, yakni salah seorang raja dari kerajaan Pajajaran. Makam ini terletak di Kebun Raya Bogor, Kelurahan Paledang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat.
Makam Ratu Galuh Mangkualam ini telah ada sebelum dibuatnya Kebun Raya Bogor. Kala diteliti lebih jauh makam itu telah berumur kurang lebih 600 tahun. Bila dilihat lebih dekat, di atas pusara makam Ratu Galuh ada suatu replika emas serta mahkota yang terbuat dari semen, hal itu membuktikan bahwasanya sang ratu mempunyai jabatan pada zamannya.
Tidak hanya makam Ratu Galuh, dua makam lain yang dapat kita temui pada komplek makam ini adalah Mbah Jepra yang merupakan salah seorang dari panglima perang Pajajaran serta pendiri kampung Peledang dan Mbah Baul yang merupakan seorang patih dari Prabu Siliwangi.
Itulah penjelasan tentang 9 Peninggalan Kerajaan Pajajaran (Sunda-Galuh) yang Melegenda Dan Bersejarah. Sangat penting untuk kita mengetahui tentang sejarah kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia sehingga kita dapat lebih mencintai bangsa ini dengan segala kekurangan maupun kelebihannya. Jika terdapat kesalahan dalam informasi silahkan tulis di kolom komentar.
Semoga bermanfaat.